Diprotes, Produk Cina Mulai Banjiri Night Market

suaramerdeka.com
Solo, Cybernews. Produk Cina mulai masuk ke sejumlah stan Night Market Ngarsapura selama beberapa bulan terakhir ini. Jaringan Perempuan Usaha Kecil (Jarpuk) Solo memprotes masuknya sejumlah produk tersebut, lantaran sudah keluar dari konsep

dan tujuan awal pendirian pasar malam pada hari Sabtu tersebut. “Pada awal pendiriannya, Night Market Ngarsapura diharapkan bisa mengangkat potensi lokal dan mengakomodir kreativitas pelaku UMKM (usaha kecil mikro dan menengah-Red) di Solo. Tapi kenapa Pemkot tidak mengambil tindakan saat produk Cina mulai masuk? Ini kan sudah menyalahi tujuan awal,” tegas Ketua Jarpuk Solo, Dra Sujanti, Selasa (3/4).

Ketua II Jarpuk, Esti Kriswandari Asih mengemukakan sejumlah produk Cina yang masuk di antaranya kutek, sandal, dan aneka souvenir. Jika dibiarkan terus tanpa ada penindakan tegas, dikhawatirkan bakal mematikan pasaran produk lokal.

“Sebenarnya kami siap bersaing, karena produk lokal juga tentu memiliki ciri khas yang tidak dimiliki produk luar. Kami hanya meminta komitmen dari Pemkot untuk melindungi produk dan usaha warganya.” tambahnya.

Sedikitnya 228 stan menawarkan dagangannya di kawasan depan Pura Mangkunegaran tersebut tiap Sabtu malam. Dari sejumlah tersebut, 30 di antaranya merupakan anggota Jarpuk Solo. Adapun barang yang ditawarkan mulai dari konveksi dan batik, aneka kuliner khas Solo dan kerajinan tangan.

Pada bagian lain, Sujanti juga meminta penyelenggaraan night market dievaluasi kembali. Sebab dari sejumlah pedagang yang ada, 30 persen lebih berasal dari luar Solo.

“Kami juga heran, kenapa bisa warga luar Solo bisa berjualan di kawasan tersebut. Semakin aneh lagi, mereka bisa melakukan daftar ulang penggunaan lahan dan tiba-tiba dapat memiliki KTP asal Solo. Kami minta agar regulasi dan pengeluaran izinnya lebih diperketat lagi supaya tidak ada yang dirugikan.” ujarnya

Selama ini pun, Pemkot dinilai tidak sungguh-sungguh untuk mengembangkan kawasan yang rencananya akan dikembangkan ke selatan Jl Slamet Riyadi atau di sepanjang jalan Gatot Subroto tersebut.

“Selama ini omzetnya semakin turun, apalagi kalau hujan. Kami minta Pemkot konsisten melakukan promosi atas keberadaannya.” pungkasnya.( Anie R Rosyidah / CN34 / JBSM )