Bazaar produk PUK di Sentra Senayan III

Pada Kamis hingga Jumat, tanggal 25-26 Juli 2013, ASPPUK diundang oleh Bank BII Maybank untuk mengikuti Workshop dan Bazaar Ramadhan di Gedung Sentra Senayan III, yang terletak persis di belakang Mal Plaza Senayan, Jl. Asia Afrika Jakarta Selatan.

Bazaar ini diikuti oleh berbagai lembaga dan usaha kecil lainnya, baik itu yang menghasilkan produk makanan, kain, tas, sepatu, pihak perbankan dll.

Dalam kesempatan ini ASPPUK menampilkan beberapa koleksi produk perempuan usaha kecil dampingan, diantaranya kain tenun pewarna alam dari Nusa Tenggara dan Timur, kain batik pewarna alam, kain lurik dari Klaten, tas-tas etnik dari tenun, asesoris perempuan, kerajinan tas rotan dari Kalimantan dan berbagai produk lainnya.

Bazaar selama dua hari tersebut memikat banyak kaum hawa terhadap berbagai produk dan kain tenun khas Nusa Tenggara, namun mereka menyatakan akan lebih suka bila produk kain tenun ASPPUK tersebut dapat berbentuk bahan jadi yang dapat langsung digunakan, seperti pakaian dan baju. Tentunya ini menjadi masukan bagi kita untuk memproduksi kain siap jadi yang dapat digunakan langsung oleh konsumen.

Sekretariat Nasional ASPPUK kini tengah menjajaki program pengembangan produk perempuan ASPPUK dengan brand D’PUK, dengan harapan kedepannya dapat memproduksi dan memasarkan berbagai produk kerajinan perempuan usaha kecil dampingan ASPPUK ke pasar lokal di Indonesia dan juga berharap ke pasar mancanegara. Dengan mengikuti berbagai rangkaian bazaar dan pameran, kami berharap akan terus menguatkan visi ASPPUK untuk terus mengembangkan dan melestarikan warisan budaya nusantara yang banyak diproduksi oleh para perempuan Indonesia agar lebih ramah lingkungan dan berkualitas dan dapat menembus pasar dunia kedepan.

Selama masa bazaar ini ASPPUK juga mengundang berbagai lembaga untuk dapat berkunjung melihat-lihat produk kita, diantaranya turut hadir Program Manager dari GEPI (Global Entrepreneurship Program Indonesia), yakni Hanif Adinugroho yang menyatakan dukungannya bagi pengembangan produk perempuan usaha kecil. Seknas ASPPUK yang juga berada di bazaar sempat berdiskusi panjang lebar dengan GEPI, mengenai peluang pengusaha perempuan usaha kecil ASPPUK dalam mengikuti kompetisi wirausaha khusus untuk perempuan yang akan diselenggarakan oleh GEPI, yakni program ANGIN. ANGIN adalah sebuah program dari Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) dan merupakan network dan grup angel investor pertama di Indonesia. Program ANGIN Indonesia ini bertujuan untuk mengkatalisasi alur pendanaan, mentorship, dan networking untuk bisnis tahap awal yang diharapkan kemudian akan menumbuhkan ekosistem wirausaha Indonesia yang lebih kondusif. ANGIN ini merupakan program Women Fund, yang semua anggotanya adalah angel investor wanita dengan fokus di pemberdayaan wirausaha wanita untuk peningkatan partisipasi ekonomi dan derajat wanita Indonesia. Dengan kata lain, ANGIN Women Fund adalah program dari dan untuk wanita Indonesia. Program ini terbuka bagi pengusaha perempuan skala mikro-menengah di Indonesia dan pihak GEPI berharap agar perempuan-perempuan pengusaha kecil ASPPUK juga dapat mengikuti program ini, dan GEPI juga menyatakan membuka peluang kerjasama mendukung program kegiatan wirausaha ASPPUK di masa depan.

Selain itu hadir pula dalam bazaar ini Ibu Ari Sutanti, selaku Program Manager dari British Council Indonesia yang hadir beserta staf dan juga Romy Cahyadi (Founder Provisi Education) yang menyempatkan waktu datang berkunjung melihat produk perempuan ASPPUK. Dalam diskusi selama 30 menit, mereka menyatakan dukungan bagi pengembangan kapasitas perempuan usaha kecil ASPPUK dengan mengundang partisipasi perempuan usaha kecil ASPPUK agar mendaftarkan diri mengikuti program wirausaha bagi perempuan yang akan dilangsungkan oleh British Council Indonesia. Ibu Ari menyampaikan bahwa British Council Indonesia memiliki beberapa program yang mendukung pengembangan wirausaha di Indonesia, baik berbasis komunitas maupun individual. Diantaranya terdapat program Workshop: NGO Transformation to Social Enterprise, yang ingin memberikan dukungan alokasi dana dari donor untuk sektor nirlaba/ NGO, bagaimana membuat organisasi nirlaba mencari alternative untuk mengidentifikasi sumber pendanaan baru untuk keberlanjutan organisasi dan misi sosial/ lingkungannya. Untuk menjawab tantangan tersebut, beberapa organisasi berusaha mengaplikasikan model yang dikenal dengan social enterprise (kewirausahaan sosial), yakni model organisasi yang dibentuk dan dikelola untuk mencapai suatu tujuan sosial atau lingkungan dengan menggunakan pendekatan bisnis. Jika organisasi anda sedang berupaya menerapkan pendekatan di atas, maka British Council membuka kesempatan untuk mengikuti program ini, dan Ari Sutanti menyatakan lembaga dibawah naungan ASPPUK sangat mungkin untuk mengikuti program ini.

Selain itu ada juga dukungan dan kesediaan untuk menghadiri bazaar produk ASPPUK ini dari Pak Iman Pambagyo selaku Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional, Kementrian Perdagangan RI dan juga Ibu Nita Yudi yang adalah Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).

Maeda Yoppy

Koordinator Program,  Sekretariat Nasional ASPPUK