Desmi Go Internasional Berkat Tenun

 

 

 

 

 

 

 

 

Desmi Yumiati adalah seorang penenun yang berusia 43 tahun yang tinggal di Dusun Luak Badai Desa Kubang Utara Sikabu Kecamatan Lembah Segar Kota Sawahlunto. Desmi merupakan anggota kelompok tenun program Maybank Women Eco Weavers (MWEW) di tahun ke tiga yaitu tahun 2018.

Desmi mulai belajar menenun sejak tahun 2014 saat usianya 38 tahun, sebelum tahun 2014 kegiatan keseharian Desmi bekerja sebagai asisten rumah tangga dan pernah juga bekerja merawat orang tua lanjut usia. Kemudian pada tahun 2014 Desmi mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan tenun yang diselenggarakan oleh dinas Koperindag Pemerintah kota Sawahlunto, waktu itu peserta yang dilatih diberikan bantuan satu set pelanta (peralatan tenun) dan benang.

Sebagai pemula di bidang tenun, Desmi tergolong orang yang cepat untuk belajar menenun. Pada waktu itu Desmi menenun hanya sebatas hobi dan masih belum rutinitas kesehariannya, namun sejak bergabung menjadi anggota kelompok tenun dampingan Lembaga Pengkajian Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) Desmi mempunyai tekad yang kuat untuk menekunin tenun dengan kenyakinan bahwa menenun dapat mengubah nasib kehidupan keluarganya. Dan dapat menghidupi kedua ananknya serta dapat membantu suaminya untuk meningkatkan ekonomi keluarga mereka.

Desmi pun bergabung pada program Maybank Women Eco Weavers (MWEW) tahun 2018 dari Maybank Foundation yang dilaksanakan oleh Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK) melalui LP2M, saat itu Desmi bertekad untuk menekuni kegiatan menenun, sekarang kegiatan menenun menjadi pekerjaan utamanya yang tadinya hanya pekerjaan sampingan. Kini Desmi juga aktif mengajarkan cara menenun kepada perempuan-perempuan di desanya sekitarnya.

Pada saat  bergabung pada tahun 2018 dari Maybank Foundation yang dilaksanakan oleh ASPPUK melalui LP2M, Desmi merasakan manfaatnya yakni menambah pengetahuannya tentang tenun pewarna alami, cara pencelupan benang pewarnaan alam , menghasilkan tenun dengan pewarnaan alam yang lebih ramah lingkungan, menjaga bumi, dan mencegah pencemaran lingkungan. Selain itu Desmi juga tampil percaya diri saat berbicara di forum karena ASPPUK melalui LP2M memberikan materi tentang public speaking, kepemimpinan perempuan, pengorganisasian, dll.

Kini penghasilan Desmi meningkat 53%. Desmi juga sudah mampu membantu menambah pendapatan suaminya dan menyekolahkan kedua anaknya serta Ia dapat bekerja di rumah dengan menenun sebagai mata pencaharian kesehariannya. Dan dengan bekerja menenun di rumah, Desmi dapat menghabiskan banyak waktu bersama anak-anaknya.

Desmi juga diundang menjadi narasumber  pada pelatihan yang dilaksanakan PEMDA terkait tenun pencelupan pewarnaan alam, selain itu juga menjadi fasilitator untuk kegiatan pencelupan pewarnaan alam untuk kelompok dampingan tenun MWEW. Tidak hanya itu saja, berbekal pengetahuan dan pengalaman yang Ia dapatkan, Desmi mampu mengusahakan pengajuan bantuan pengadaan 10 set alat tenun beserta pelatihannya kepada Pemerintah Kota SawahLunto dan sudah ditindaklanjuti oleh pemerintah setempat.

Berkat  pencapaiannya, Desmi pun terpilih menghadiri undangan yang diselenggarakan oleh Maybank Foundation pada pameran yang diadakan di Malaysia dan Singapore. Desmi mengungkapkan Ia sangat bersyukur dapat pengalaman memperkenalkan tenun sampai ke luar negeri,” ini merupakan pengalaman yang baru “ katanya.

Pada Oktober tahun 2018 lalu Desmi bersama penenun lainnya Rika mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh Maybank di Balai Seni Malaysia. Dan pada 7-8 September 2019, Desmi berkesempatan mengikuti pameran ENTWINE yang diselenggarakan oleh Maybank yang bekerjasama dengan Asian Artis di Museum Nasional Singapore. Saat itu, Desmi satu-satunya penenun perwakilan dari Indonesia yang berkesempatan untuk mendemonstrasikan tenun dan memperkenalkan budaya Minangkabau sebagai pelestari tradisi budaya Indonesia.

Berkat tenun Desmi dapat menyekolahkan kedua anak-anaknya dan mencukupi kebutuhan keluarganya. Dan berkat tenun juga Ia dapat pergi ke luar negeri yang dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman sekelilingnya. Dari pengalaman yang banyak Desmi terima selama mengikuti progam MWEW, Ia bersedia membagikan ilmunya kepada masyarakat lingkungannya dan mendatangi warga yang ingin belajar menenun, ini dilakukannya dari rumah ke rumah tanpa dipungut biaya, itulah seorang Desmi yang selalu memanjatkan syukur dan tetap rendah hati.