Dibalik Kilau Minyak VCO Ononazaro, Nias

Oleh : Mh. Firdaus, Tim Ahli Seknas ASPPUK

Oh ternyata hasilnya lumayan ya, minyak VCO (virgin coconut oil) ini. Dalam sebulan ditotal-total penghasilanku membuat VCO mencapai 2 jutaan. Ini menambah sekali buat kebutuhan sehari-hari keluarga”, ungkap Ibu Hermiamin Saragih berbinar kepada penulis, saat ditemui di rumahnya, senin 15 Febuari 2021.

Ibu Hermiamin, warga desa Ononazaro, kec. Tagala Oyo, kab. Nias Utara, bersuku Batak namun bermukim disana puluhan tahun. Ia satu dari kelompok perempuan CU (credit union) Pesada, yang kini mengembangkan aneka produk pohon kelapa menjadi; minyak VCO, minyak goreng, dan tuak tradisional fermentasi dari nira kelapa. Secara turun menurun, warga menjual buah kelapa saja dengan harga murah. Sebagian kecil warga mengolahnya menjadi minyak goreng. Seiring maraknya minyak sawit kemasan, produk minyak goreng asli desa pun tersingkir.

Kini, melalui program “local harvest” (Panen Lokal), dengan platform Pangan Bijak Nusantara, konsorsium Hivos, WWF, NTEP-EP, AMAN, dan ASPPUK — melalui Pesada sebagai NGO anggota — atas dukungan EU, mengembangkan minyak VCO di kepulauan Nias, Sumatera Utara. Pengembangan produk turunan kelapa seperti minyak VCO di desa Ononazaro contohnya.

 

 

 

 

 

 

 

Ononazaro miniatur desa di Kab. Nias Utara yang tertutupi pohon kelapa sejauh mata memandang, selain pohon karet, durian dan ladang pertanian. Pohon kelapa memiliki kelebihan, karena ia mampu berbuah sepanjang tahun. Dengan pengembangan minyak VCO dan minyak goreng, serta farmentasi tuak tradisional, otomatis sumber kehidupan keluarga warga bervariasi. Selama ini, masyarakat menjadikan karet dan ladang sumber utama kehidupan. Namun semenjak Pesada mengenalkan aneka produk kelapa seperti VCO, kelompok perempuan mempunyai alternatif penghasilan keluarga.

Kak Berliana, staf senior Pesada di Nias, mengaku bahwa minyak VCO dari Ononazaro bening dan berkwalitas baik. Berapapun botol yang dibawahnya dari pendampingan kelompok dan ia pasarkan ke kota Gunung Sitoli, semua toko oleh-oleh menampungnya. Bahkan pendatang yang hadir di kota langsung membelinya saat ia menentengnya.

Minyak VCO di desa Ononazaro diproduksi kelompok perempuan CU Pesada yang kini berjumlah lebih 100 an orang. Perempuan anggota kelompok antusias memproduksinya karena ketersediaan pasar dan harga yang kompetitif. CU Pesada memfasilitasi modal pengembangan minyak VCO. Selama ini aktifitas simpan pinjam kelompok perempuan lancar dan tidak pernah macet. Pertemuan setiap minggu untuk menabung dan mengangsur serta membicangkan berbagai hal termasuk hak-hak perempuan berjalan baik.

Sejarah Perempuan Produsen VCO di Ononazaro

Cerita bermula saat gempa 2005 mengguncang Nias, termasuk desa ini. Secara geografi, kepulauan Nias masuk dalam wilayah gempa. Hingga kini getaran gempa masih terasa sesekali, begitu ungkap Ibu Hermiamin. Mungkin ini pula, kontur tanah menjadi labil sehingga banyak jalan patah dan rusak.

Desa Ononazara berlokasi di perbatasan antara kab. Nias dan kab. Nias Utara. Waktu tempuh dari kotamadya Gunung Sitoli ke sana berkisar 1,5 – 2 jam. Jalan menuju desa rusak, dan bergelombang di beberapa sisi, serta sempit, hanya cukup satu mobil melintasnya. Sehingga bila mobil berpapasan dengan kendaraan lain, salah satunya harus berhenti untuk memberi kendaraan berlawanan arah berjalan.

Apalagi, pas pintu masuk ke kab. Nias Utara jalanannya berbatu dan di beberapa titik bergelobang ekstrim. Beberapa motor yang melaluinya tak lepas dari bahaya jatuh dan terpelanting. Seorang perempuan anggota kelompok CU pernah jatuh di perjalanan pulang. Perempun lain bercerita bahwa ia menjumpai ular di tengah jalan dan menabraknya, karena si ular ditunggui namun tidak segera pergi. Jalan sempit itu berada di tengah hutan yang rimbun. Tak terbayangkan bila hujang turun, maka amat licin jalanan tersebut dan berbahaya.

Anehnya, jalan itu menjadi alternatif sejumlah mobil dan motor berplat merah (alias kendaraan PNS) lalu lalang di sana. Mungkin mereka bekerja di perkantoran ibukota Nias Utara namun tinggal di kota Gunung Sitoli. Tipologi rumah penduduk di sana berjauhan antara satu rumah dengan lainnya.

Dengan kondisi yang terisolir dan gempa yang berulang, berbagai masalah numpuk menimpa warga desa. Kemiskinan, kesehatan, serta layanan publik lainnya menjadi pemandangan jamak. Kehadiran Pesada saat gempa 2005 bak berkah bagi masyarakat, terutama kaum perempuan. Kala itu, Elpam, LSM lokal yang bekerja disana, fokus pada rekonstruksi perumahan, dan selesai tugasnya. Pesada hadir dengan “recovery program” seperti; healing, psiko-sosial, dsb yang diintegrasikan dalam pengorganisasian kelompok perempuan melalui CU. “Perlu idealisme kuat untuk bekerja di wilayah seperti Ononazaro. Pemberdayaan perempuan dengan perspektif gender landasan Pesada hadir di tengah-tengahnya”, tambah Ramida Sinaga, Direktur Pesada periode sebelumnya, lirih kepada penulis.

Kala itu, sebagian besar perempuan menghadapi berbagai tantangan termasuk persoalan gender dan keuangan. Pesada hadir dengan CU sebagai strategi pengorganisasian. Awalnya, anggota kelompok berjumlah 15 orang, terus bertambah menjadi 50 an orang. Setelah melihat manfaat kelompok, anggota kelompok bertambah menjadi lebih 100 an perempuan. Kini, usia kelompok beranjak 15 tahun.

Kini, Ibu Hermiamin memiliki toko kelantong depan rumahnya, sebagai tempat menjual; minyak goreng, VCO, dan tuak tradisional dari anggota kelompok kepada konsumen yang lewat di desa. CU Pesada melalui kelompok turut memasarkan VCO dan “pengontrol kualitas” produknya. Berbagai upaya peningkatan kualitas produk sedang diupayakan. Melalui konsorsium Pangan Bijak Nusantara, ASPPUK — bersama Pesada — mulai mengenalkan PGS (participatory guarantee system) bagi minyak VCO. Suatu sistem peningkatan kualitas produk yang disusun partisipatif bersama semua pihak yang berkepentingan di semua rantai pengembangan minyak VCO. Sehingga berbagai elemen di kisah produksi minyak VCO tersaji lengkap. Cerita perjuangan perempuan produsen, keterlibatan semua elemen di produksi, hingga kualitas minyak yang premium terbungkus komplit di produknya. Semoga peningkatan produksi dan penjualan VCO meningkatkan kesejahteraan perempuan produsen dan keluarganya. semoga.