Webinar Jelajah Kuliner Wallacea Mendorong Kesadaran Konsumen Pada Pangan Lokal

Pada Minggu (18/4) lalu ASPPUK diwakili oleh Bapak Firdaus menjadi salah satu Narasumber dalam program Pangan Bijak Nusantara di Webinar JELAJAH ALAM DAN KULINER WALLACEA yang berlangsung secara virtual. Dalam Webinar yang diikuti oleh puluhan peserta tersebut ASPPUK mengulik tentang Sistem pangan di Indonesia, Keanekaragaman pangan dan Kearifan berbasis sumber daya lokal yang merupakan faktor kunci; kemandirian, kedaulatan, dan ketahanan pangan, sehingga mampu menjamin nutrisi serta memberi peluang ekonomi melalui usaha kuliner.

Ada beberapa catatan terkait pangan bijak aspek tak terpisahkan di wisata kuliner yang diulas ASPPUK. Pertama Sistem pangan lokal yang adil, sehat dan lestari menjamin sasaran status gizi dan kesehatan masyarakat dalam hidupnya, selain menggerakan ekonomi kuliner, kemudian yang Kedua daerah di Wallacea memiliki sistem pangan berbasis keanekaragaman sumber pangan lokal yang  mendukung ketahanan pangan daerahnya, Lalu ketiga nilai-nilai sistem pangan yang baik layak dilestarikan. Seperti konsep produksi yang bertanggung jawab pada pengambilan, budidaya, pemrosesan dan pengolahan, penyimpanan dan pencadangan, serta logistik dan distribusi pangan. Keempat diversifikasi produksi pangan yang lebih memperhatikan potensi, tradisi, selera, dan budaya setempat, serta menjamin mutu dan kesehatannya saat dikonsumsi dan catatan Kelima, World Food Travel Day yang mempromosikan KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PANGAN WALLACEA, ikut mengkampanyekan Kesadaran konsumen pada jenis pangan lokal (unsur kesehatan dan alam) serta menjadikan konsumsi pangan adil dan lestari sebagai top-of-mind dan gaya hidup dlm berkuliner.

Menurut Firdaus saat Pandemi yang berlangsung sudah hampir 1 tahun lebih ini, memperlihatkan pola produksi dan konsumsi yang seragam ditambah kesenjangan kesejahteraan warga, menyebabkan rendahnya ketahanan imunitas tubuh. Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian, mencatat sumber daya pangan Indonesia; 100 jenis sumber karbohidrat, 100 jenis kacang-kacangan, 250 jenis sayuran, 450 jenis buah-buahan selain “Pandemi yang menghantam Negara ini perlu penguatan sistim pangan khususnya di lokal meliputi; produksi, distribusi (pasar lokal), hingga konsumsi” Terang Firdaus.

Selain itu ditambahkan lagi oleh Firdaus Pangan Bijak memberi tawaran pada Penduduk Indonesia  untuk memiliki tradisi pola produksi dan konsumsi pangan yang beranekaragam, sesuai kekayaan sumber daya daerahnya. “Pangan bijak menawarkan kepada masyarakat agar memiliki pola perilaku konsumsi yang tidak hanya sehat tetapi dengan mengkonsumsi pangan lokal kita sebagai masyarakat juga turut ambil bagian dalam pangan yang adil dan melestarikan tradisi masyarakat yang sudah turun temurun memproduksi pangan” Tegasnya.

Dalam talkshow yang berlangsung selama dua jam ini, generasi muda berdialog dengan para narasumber dari beberapa latar belakang tentang bagaimana menjaga keanekaragaman hayati, menjamin kesehatan, membangun ekonomi lokal dan adil untuk para petani, sehingga akan mewarisi bumi yang lebih baik dan lestari bagi generasi berikutnya.