Mengakhiri Ketergantungan, Membuka Jendela Dunia

Siapah PUK? Pergilah kemana saja di seantero bumi Indonesia, PUK selalu ada. Segala istilah dari zaman dulu sampai sekarang, dilekatkan kepada mereka. Di Sumut, mereka digelari ‘ina-ina’; di Maluku ‘papalele’; sementara media pernah menyebut mereka ‘jenggo ekonomi/jengek’. Semua istilah ini sebenarnya menunjuk kepada PUK yang selalu eksis, gesit, berani serta mampu bertahan dalam sega situasi. PUK mempunyai kelenturan untuk merespons dan menyesuaikan diri dalam segala keadaan, bahkan dalam sega bentuk krisis. Mulai dari krisis ekonomi 1997/1998, bencara alam sampai ke segala bentuk konflik horizontal. Tanpa kehadiran PUK, pasar dan kegiatan ekonomi mikro tidak akan bergerak. PUK, para perempuan pelaku ekonomi adalah penggeraknya.

ASPPUK sebagai lembaga pendamping para LSM anggotanya menjadi satu-satunya lembaga yang mengorganisir dan mengadvokasi para PUK di Indonesia. Saya terlibat mulai dari tahap persiapan berdirinya lembaga ini hingga saat ini telah berusia hampir 20 tahun, karena saya percaya penguatan ekonomi perempuan adalah tangga strategis untuk penguatan perempuan secara utuh.