ASPPUK Kampanyekan Pangan Bijak Pada Jakarta Eat Festival (JEF) 2019

Jakarta Eat Festival (JEF) tahun ini mengangkat tema “ Indonesian Food Raising”. Hal ini berangkat dari makin digemarinya makanan dan minuman Indonesia, seperti semakin menjamurnya bisnis minuman di Indonesia contohnya kopi dan tea. Acara ini diselenggarakan selama empat hari (29 Agustus – 1 September 2019) di Mall Gandaria city. Pada JEF 2019 ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat terutama bidang kuliner dan menjadi wadah untuk melestarikan dan mengenal kuliner Indonesia dari berbagai aspek.

Adapun konsep yang dihadirkan pada acara JEF yang digelar kedua kalinya ini adalah ramah lingkungan dan para pengunjung diminta membawa botol minum dan sedotan sendiri yang tanpa menggunakan bahan plastik. Panitia juga menyediakan dispenser untuk mengisi ulang air mineral para pengunjung pameran, diberikan secara gratis.

JEF 2019 menampilkan bazar makanan, talkshow dan workshop tentang tren makanan, nonton bareng Netflix street food, demo masak makanan tradisional bersama para chef: ada chef William Wongso dan Chef Norman Ismail. Acara ini dimeriahkan lebih dari 40 pengisi acara yang pakar di bidang kuliner. Acara ini juga dihadiri oleh Binaragawan pengiat pola hidup sehat seperti Ade Rai. 

 

ASPPUK Seknas, WWF, HIVOS, NTFP-EP Indonesia, dan AMAN ikut serta dalam bazar makanan yang dilaksanakan oleh JEF. ASPPUK Seknas bersama WWF, NTFP-EP Indonesia, dan AMAN yang tergabung dalam lembaga konsorsium PARARA dan HIVOS mengampanyekan Pangan Bijak Nusantara dengan mempromosikan produk hijau, sehat, adil, lestari dan lokal kepada konsumen serta usaha kecil dan menengah untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi, kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan.

Gambar 1. Booth WWF, ASPPUK Seknas, HIVOS, NTFP-EP Indonesia, dan AMAN Kampanyekan Pangan Bijak

Kampanye Pangan Bijak ini bertujuan mengampanyekan pangan lokal, sehat, adil, dan lestari sebagai strategi ketahanan pangan Indonesia. Dan mengajak konsumen menjadi konsumen yang cerdas dan bijak.  Kepedulian terhadap produk yang dibeli dan dampaknya terhadap lingkungan. Serta mengubah pola konsumsi dan produksi pangan menjadi sehat, lokal, adil, dan lestari.

 

Pangan Lestari adalah pangan yang berasal dari varietas lokal, dikelola secara organik dan ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan memperhatikan keanekaragaman hayati, ketahanan ekosistem dan kesejahteraan produsen serta menghormati hak asasi manusia.

Pangan Lokal adalah pangan yang bukan impor, diproduksi di daerah asalnya, setiap kemasan produk pangan lokal mencantumkan identitas komunitas, dan merupakan bagian dari budaya dan kearifan masyarakat lokal.

Pangan Adil maksudnya adalah pangan yang secara harga pasarnya adil bagi kedua belah pihak yaitu adil bagi produsen dan konsumennya, serta kehidupan ekonomi produsennya sejahtera. Konsumen juga dapat dengan muda mengakses produk pangan tersebut. Dan terlebih penting lagi, adil bagi lingkungan artinya produksi produk tersebut tidak merusak lingkungan sekitarnya.

Pangan Sehat adalah pangan yang diproduksi secara alami, higenis, tidak mengandung pengawet buatan dan bernutrisi bagi kesehatan konsumen.

Gambar 2. Produk Pangan Local Harvest (Gula Aren, Garam Krosok, VCO, Beras Merah dan Hitam, Madu, Sagu, Kopi, Abon Ikan, dan Ikan Asin)                                                      

Ade Rai (Binaragawan), Pia Alisjahbana (pendiri majalah Femina dan majalah Gadis), dan Chef Wiliam Wongso yang hadir pada JEF 2019 yang berkunjung ke booth PARARA turut serta memberikan dukungannya dengan menandatangani petisi mendukung Pangan Bijak.

Gambar 3. Chef William Wongso saat berkunjung ke Booth PARARA
Gambar 4. Chef William Wongso Mendukung Kampanye Pangan Bijak dengan menandatangani Petisi mendukungPangan Bijak