Penyusunan Peta Jalan Pemberdayaan Pemuda Dalam Wirausaha Di Sulawesi Tenggara (Exit Strategy Program)

Dalam rangka diseminasi garis besar capaian serta praktek baik dari program Empower Youth for Work (EYW) kepada stakeholders kunci sehingga dapat memberi inspirasi untuk menemukan peta jalan pemberdayaan pemuda dalam wirausaha di SULTRA. Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro (ASPPUK) atas dukungan yang didanai OXFAM Indonesia dalam Program Empower Youth for Work (EYW) pada hari Rabu, 1 September 2021, menggelar Workshop Penyusunan Peta Jalan Pemberdayaan Pemuda Dalam Wirausaha Di Sulawesi Tenggara (Exit Strategy Program) secara semi virtual (Offline dan Online).

Kegiatan tersebut di fasilitasi oleh Mia Ariyana dan MH Firdaus Konsultan  ASPPUK dalam program EYW, dengan menghadirkan Nara Sumber Utama Rektor UNSULTRA, Prof. Dr. Ir. H. Andi Bahrun, M.Sc.Agric.

Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan peserta yang berasal dari OPD dan stakeholders terkait yang berada di Kota Kendari dari 16 Kab/Kota lainnya secara virtual, 30 orang peserta lainnya menghadiri kegiatan tersebut secara offline tatap muka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, sebelum memasuki ruangan panitia dan peserta melakukan tes antigen.

ASPPUK dalam Program Empower Youth for Work (EYW) selama hampir 2 tahun ini memiliki misi dalam memberdayakan Pemuda dalam Wirausaha, diantaranya Mengintegrasikan pembangunan pemuda kedalam kewirausahaan sebagai kebijakan pembangunan daerah yang dapat dilaksanakan semua pihak terkait, memperkuat koordinasi  lintas   bidang pembangunan untuk  pembinaan sumber daya  manusia pemuda, teknologi, permodalan dan  kewirausahaan dalam rangka ikut memperkuat ketahanan ekonomi nasional, menghasilkan  kebijakan  insentif   bagi pemuda pengusaha baik usaha rintisan, berkembang atau maju,  guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan sebagai strategi penanggulangan kemiskinan, meningkatkan  kualitas   produk dan   memperluas  jaringan pemasaran dari  produk-produk usahapemuda berbasis sumber daya  dan  kearifan  lokal, dan mengkoordinasikan  pendidikan,  pelatihan  dan   penelitian untuk  mendukung penguatan dan pemberdayaan pemuda pengusaha terutama di daerah-daerah yang  berpotensi sebagai sentra industri.

Sejak Oktober 2019 ASPPUK dan OXFAM Country Office Indonesia, telah melakukan kerjasama konsultansi pada Program Empower Youth for Work (EYW).   Secara umum, program EYW ini dilaksanakan di 3 Provinsi yaitu : Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. ASPPUK bekerja hanya di 2 Provinsi dengan 6 kabupaten/kota. SULSEL: Maros, Pangkep dan Barru. SULTRA: Kendari, Bau-Bau dan Wakatobi.

Program EYW bertujuan memberdayakan dan mendampingi anak muda perempuan dan laki-laki (70:30) didaerah terdampak perubahan iklim, di pesisir, agar mereka menemukan potensi dan bakatnya sehingga akan lebih mudah menentukan pilihan pekerjaan yang sesuai atau menciptakan lapangan pekerjaan bagi pemuda lainnya melalui keterampilan wirausaha yang diperolehnya melalui berbagai pelatihan dan pendampingan teknis yang dilakukan oleh para mentors.

Berdasarkan data yang dipaparkan Mia Ariyana dalam workshop tersebut, SULSEL  dan SULTRA memiliki Pemuda dengan rentang usia 15-24 tahun yang mana sebanyak 67,8%,  bekerja di daerah pedesaan 57,2%,  pengangguran tetapi memiliki pengalaman kerja di daerah pedesaan, 48,5% tidak berpengalaman dan menganggur di daerah pedesaan.

“Exit Strategy dalam program ini dibutuhkan yang pertama untuk memastikan hasil program yang lebih baik, mendorong munculnya komitmen untuk “keberlanjutan program, membantu memperjelas dan menentukan peran stakeholders atau mitra local, melindungi dan meningkatkan ketahanan pemuda pelaku usaha dalam menghadapi tantangan global industry 4.0 serta Membantu memberdayakan pemuda pelaku usaha” ujar Mia.

ASPPUK berkomitmen untuk terus menjalankan tujuan pemberdayaan pemuda dalam kewirausahaan ini tidak hanya untuk meningkatkan kreatifitas, inovasi dan keterampilan kerja pemuda   melalui    kegiatan produktif    kewirausahaan, Mengembangkan industri kreatif  melalui  kegiatan pemberdayaan pemuda  pengusaha tetapi juga Mencegah secara dini dampak kemiskinan, pengangguran pemuda, pekerja migrant dan urbanisasi.

Terdapat beberapa point-point dan masukan dari berbagai OPD dan Stake holder terhadap Peta Jalan beberapa diantaranya, Pertama Program pemberdayaan pemuda dalam kewirausahaan telah diselaraskan dengan visi, misi provinsi Sultra, “Meningkatkan daya saing”, dimana mengandung arti kewirausahaan bagi pemuda. Kedua, Kepala Bappeda mengapresiasi dok peta jalan, banyak best practices dibuat berbagai kelopok masyarakat (termasuk ASPPUK-OXFAM) sebagai masukan dan berpotensi direplikasi ke dalam program2 OPD. Apalagi saat ini RAPBD 2022 dan RKPD nya sedang dibahas, sehingga program pemuda bisa diintegraskan. Makanya, workshop ini menjadi media masukan yang memperkaya dokumen peta jalan pemberdayaan kewirausahaan pemuda di Sultra. Ketiga, Perlunya materi kewirausahaan dalam pendidikan di Indonesia mulai dari pendidikan usaha dini, SD, SMP dan SMA. Sementara ini, sejumlah Univestitas telah memiliki inisiatif pengembangan kewirausahaan pemuda, seperti UHO (P2KM) yang memiliki “Program Mahasiswa Wirausaha” dengan jumlah yang terus naik pesertanya, dan Unsultra dengan konsep merdeka belajar, yang memungkinkan kewirausahaan bisa dilakukan.

Keempat, Kadis UMKM dan Koperasi pro mendukung peta jalan, dan meminta ASPPUK untuk bertugas memotivasi dan asistensi program tersebut. Di tingkat dinas, ada PP no.7 No.2021 yang mendukung pemberdayaan kewirausahaan pemuda ini. Kelima, Despora menilai selama ini regulasi sudah cukup, ada RAD di nasional ada RAN. IPP (indek pemuda) masih kecil Sultra, makanya memilki 4 strategi pemberdayaan; salah satnya peluang usaha. Usulannya ke depan perlu adanya “Pemuda FAIR” yang mempertemukan berbagai inovasi anak muda. Keenam Sementara despora Muna berharap ASPPUK juga menyebarkan inisiatif program pemdanya kepada daerah-daerah seperti wilayah Muna. Seperti YES harus dibentuk di sana. Ketujuh, Dinas Tengara kerja memilii program penghargaan “pemuda bekerja”, ada praktek peningkatan produktifitas, dan peningkatan tenaga kerja.

Kedelapan, Disepakati sebagai langkah awal diusulkan untuk membuat data base yang baik sebagai dasar program pemberdayaan kewirausahaan pemuda, terus dilanjutkan dengan diagnoasa permasalahan. Hal itu penting untuk mewujudkan “ekosistem kewirausahaan kepemudaan”. Kesembilan, Adanya dukungan penuh dari Kepala Bappeda Sulawesi Tenggara (Pak Robert) terhadap dokumen peta jalan pemberdayaan program pemuda dalam kewirausahaan sebagai exit strategi program EYW dalam surat dukuangan yang ditandatangani dan Kesepuluh, semua dinas dan OPD di seluruh Sulawesi Tenggara berkoordinasi untuk memasukan program pemuda kewirausahaan di dalam RKT dan rencana program daaerahnya berdasar perda No.8 tahun 2020.