Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS) yang dirayakan setiap tahun oleh setiap Negara pada tanggal 9 Agustus. Perayaan HIMAS tahun ini digelar bersamaan dengan perayaan 20 Tahun Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dengan mengangkat tema “Meneguhkan Tekad, Memperkuat Akar, Mengedepankan Solusi”. Perayaan ini diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat (9-11 Agustus 2019). Acara ini dibuka oleh Menteri KLHK oleh Ibu Siti Nurbaya pada 9 Agustus 2019 dengan diiringi tari Tani Sunda Jabar sebagai ungkapan syukur untuk hasil panen.
Melalui acara ini, AMAN mempromosikan keragaman dan kekayaan budaya masyarakat adat, seperti keberagaman seni, melalui menenun, bengkel seni, memahat, dan aktivitas tato. Dan keberagaman pangan melalui festival kuliner dengan bumbu-bumbu nusantara dari berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu, tujuan perayaan 20 tahun AMAN dan HIMAS 2019 ini, ungkap Mina yang merupakan salah satu panitia penyelenggara yaitu untuk berdialog dengan pemerintah tentang berbagai pengembangan kebijakan terhadap masyarakat adat, mensosialisasikan gerakan masyarakat adat nusantara dan dunia kepada publik, membangun empati dan partisipasi publik untuk terlibat mempromosikan keberagaman budaya masyarakat adat nusantara, mendorong kesadaran akan perbedaan budaya dalam semangat ke Bhineka Tunggal Ika, dan mengajak publik menyaksikan serta belajar terlibat langsung dalam berbagai kegiatan dalam Festival Masyarakat Adat Nusantara.
Perayaan ini melibatkan 1.500 orang dari perwakilan masyarakat adat dari berbagai wilayah nusantara, perwakilan masyarakat adat dunia, pemerintah pusat dan daerah, para pegiat seni, sekolah adat, dan organisasi-organisasi pendukung dan mitra.
Ada dari Komunitas Adat Talang Mamak, Riau Komunitas Adat Dayak ma’anyan, Kalimantan Tengah, Komunitas Adat Pandere dan Matauwe, Sulawesi Tengah, Komunitas Adat Dayak Iban, Kalimantan Barat, Komunitas Adat Iantena, NTT, Komunitas Adat Moi Kelim, Papua Barat, Komunitas Adat Baduy, Banten, Komunitas Adat Umalulu, Sumba, Komunitas Balai Papagaran, Kalimantan Selatan, Komunitas Marga Melinting, Lampung Timur, Komunitas Adat Using, Banyuwangi, Komunitas Adat Tano Batak, Sumatera Utara. Dan ada juga komunitas dari beberapa negara lain seperti Taiwan, India, Filipina, Singapora, bangsa Afrika dan Eropa. Acara ini juga dikunjungi oleh Aktor Senior Indonesia yaitu Slamet Rahardjo dan Merdi Sihombing sebagai desainer nasional sebagai pengiat eco desain.
ASPPUK Seknas, TFCA Yayasan Kehati, beserta NTFP-EP dan lembaga konsorsium lainnya yang tergabung dalam konsorsium PARARA turut memeriahkan acara perayaan 20 tahun AMAN dan HIMAS, ASPPUK mengkampanyekan pangan bijak. Pangan yang adil, lokal, lestari, dan sehat.
ASPPUK Seknas melalui unit bisnisnya d’PUK memperkenalkan produk dampingan komunitasnya yaitu VCO dari komunitas Faolala Perempuan Nias, Garam krosok dari Komunitas PUK Rembang Jawa Tengah, Gula aren dari Komunitas PUK Kendari SULTRA, beras merah dari Yayasan Dian Tama dan produk kerajinan lainnya seperti kain tenun dan turunannya.