Di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, masyarakat Desa Tetewatu memilih menggunakan tandan kosong kelapa sawit (Tankos) yang merupakan limbah perkebunan kelapa sawit sebagai pupuk organik.
Hal itu diamini oleh Riang (42), wanita paruh baya asal Desa Tetewatu. Menurutnya limbah tandan kosong kelapa sawit sangat baik untuk lahan pertanian, seperti untuk tanaman bawang dan berbagai macam tanaman sayur lainnya.
Dia juga optimis, Tankos bisa digunakan untuk mewujudkan ketahanan pangan, meskipun wilayah rumahnya dikelilingi oleh perkebunan kelapa sawit dan pertambangan.
“Kami tetap optimis bahwa kami bisa memanfaatkan lahan kami untuk mewujudkan ketahanan pangan, minimal sayur yang kami tanam mencukupi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan di desa kami,” terangnya.
Dia menambahkan, “Syukur-syukur kalau bisa menjual di perusahaan nanti.”
Berdasarkan literatur, tandan kosong kelapa sawit mempunyai potensi yang besar untuk digunakan sebagai pupuk organik karena sifat kimia dan fisik yang dapat memperbaiki kondisi tanah. Bahkan jika dibandingkan dengan bahan penyubur tanah lainnya, tandan kosong kelapa sawit jauh lebih baik karena mengandung kalium (K) cukup tinggi selain kandungan nitrogen (N) dan fosfor (P).
Menurut para ahli, pengembalian bahan organik kelapa sawit ke tanah akan menjaga pelestarian kandungan bahan organik lahan kelapa sawit, demikian pula hara tanah. Pengembalian bahan organik ke tanah juga mempengaruhi populasi mikroba tanah yang secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan kesehatan dan kualitas tanah. (Jacko/Wan)