Ibu Rahmatia, pengusaha abon ikan Az-zahra di Kota Kendari, mulanya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa, sampai akhirnyamengenal Aliansi Perempuan Sulawesi Tenggara (ALPEN SULTRA) melalui pertemuan masyarakat yang diadakan di balai kelurahan Tobi Meita, tempat kediamannya. Kemauan untuk berubah menjadi lebih baik dan meningkatkan pendapatan keluarga, mendorongnya untuk mencari kesempatan untuk hadir disetiap undangan pertemuan antar perempuan di kampungnya yang difasilitasi oleh ALPEN, salah satu NGO anggota ASPPUK di Kota Kendari.
Melalui pelatihan pembuatan abon ikan yang diadakan ALPEN atas kerjasama dengan dinas pendidikan luar sekolah dan dinas perindustrian, ibu Rahmatia merasa menemukan usaha yang paling pas untuk di lakoninya. Maka bermodalkan pelatihan singkat, dan peralatan rumah tangga yang ada ibu Rahmatia mulai membuat abon ikan. Beberapa ibu-ibu tetangganya juga di ajaknya untuk turut membuat abon ikan. “saya berpikir keterampilan ini harus saya teruskan kepada ibu-ibu lainnya, mengorganisir mereka untuk berkelompok dalam usaha abon ikan, agar kami dapat saling berbagi pengalaman dan memenuhi permintaan pasar”, jelas ibu 3 anak ini.
Pasar abon ikan di Kota Kendari sangat potensi untuk berkembang, mengingat ketersediaan bahan baku ikan segar tersedia melimpah sepanjang waktu. Kota Kendari sedang bergerak menuju Kota berkembang. Banyak sekali pendatang dari berbagai daerah di Indonesia sejak pertambangan terbuka dan dijadikan ikon oleh pemerintah SULTRA. Pekerja tambang dan pendatang adalah pasar bagi abon ikan selain mahasiswa, tambah ibu ketua JaringanPerempuan Usaha Kecil Mikro –JARPUK (Kota Kendari) periode 2013-2015 ini.
Ditegaskan oleh ibu Rahmatia, “Alhamdulillah, banyak peminat dan permintaan dari konsumen sehingga kami masih terus berproduksi. Kelompok kami berproduksi setiap 2 kali seminggu dengan menghasilkan 240 bungkus/150 gram/produksidari 120 kilo ikan segar. Harga abon ikan 150 gram di banrol dengan harga 17,500. Kelompok kami masih mendapatkan untung sebesar 181 bungkus perbulan atau 3,167,500 rupiah bersih. Dengan kondisi seperti ini usaha kami masih bisa berlanjut”.
Berkat ketekunan tanpa lelah, belajar tiada henti, usaha abon ikan yang dimotori oleh Ibu Rahmatia sejak tahun 2005 telah berkembang dengan brand “ Az Zahra”. Abon ikan ini terkenal beda dari abon yang ada karena lebih gurih, sehat tanpa bahan pengawet serta harga yang terjangkau. Saat ini usaha abon ikan bersama kelompok perempuan usaha kecil (KPUK) Flamboyan kelurahan Tobi Meita Kota Kendari telah memiliki alat-alat mesin pengolahan abon ikan seperti alat pres untuk mengurangi kadar air, alat vakum serta penghancuran daging ikan, bantuan dari dinas perindustrian kota Kendari dan ALPEN SULTRA.
Prinsip untuk terus belajar itu juga yang mengantarkan usaha abon ikan kelompok Flamboyan mendapatkan juara ke II kompetisi pengembangan usaha kecil mikro dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di tahun 2007. Bukan itu saja, penghargaan lainnya tingkat propinsi adalah sertifikat juara I optimalisasi pengolahan dan distribusi hasil perikanan tingkat propinsi tahun 2009.
Saat ini usaha abon ikan Az Zahra sedang menjajaki pasar regional dan nasional dengan menawarkan sampel abon ikan ketoko-toko besar atau supermarket di Makassar dan Jakarta. (Mia)