Bank asing dan bank nasional dinilai tidak berpihak kepada masyarakat miskin. Bahkan, sektor kredit untuk UKM cukup minim dan lebih kepada usaha menengah. Angga Bratadharma
Jakarta–Koperasi di Indonesia di nilai belum memadai dan belum berjalan sebagaimana mestinya. Padahal, koperasi merupakan lembaga yang bisa berpihak kepada masyarakat miskin. Bahkan, hal itu tidak ada di perbankan.
“Perbankan yang katanya mau mengentaskan kemiskinan saya rasa hanya kamuflase saja dari pihak perbankan”, tukas Deputi Sekretaris Eksekutif Nasional Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil-ASPPUK M. Firdaus, kepada wartawan, dalam Seminar “Kajian Kritis Peran Bank Asing dan Bank Nasional di Indonesia dalam Penyaluran Kredit ke Usaha Mikro dan Kecil,” di Jakarta, Senin, 19 Maret 2012.
Ia mengatakan, alasan tidak mumpuninya perbankan dalam mengentaskan kemiskinan, karena perbankan masih mematok suku bunga yang tinggi ke sektor UKM, dan masih belum berpihak kepada masyarakat miskin, yang pada akhirnya pengentasan kemiskinan belum bisa terjamin dari industri perbankan. Sementara itu, perbankan lebih memilih usaha menengah daripada usaha kecil menengah (UKM).
“Perbankan itu tidak cocok menanggulangi kemiskinan. Kalau BRI (Bank Rakyat Indonesia) bisa, tapi itu BRI yang dulu. Kalau BRI sekarang kreditnya saya rasa sudah dimainkan”, tandas Firdaus.
Karenanya, lanjut Firdaus, koperasi merupakan salah satu sektor yang baik dalam program mengentaskan kemiskinan yang ada di Indonesia.
Sementara itu, Peneliti Indonesia for Global Justice Rachmi Hertanti, mengungkapkan, koperasi di Indonesia masih dinilai belum profesional, sehingga asumsi masyarakat mengenai koperasi belum mengakses secara menyeluruh.
“Itu dikarenakan dari sisi modal. Kan modalnya sendiri berasal dari keanggotaan, dan itu tergantung dari jumlah keanggotaanya juga. Selain itu, masih adanya anggapan kurang profesional”, paparnya.
Ia berharap, agar pemerintah memiliki blueprint yang jelas untuk menjelaskan bagaimana koperasi berjalan, sehingga tercipta kesejahteraan yang merata bagi masyarakat miskin. (*)
Sumber: infobanknews