AIRB: Merancang Bisnis yang Inklusif dan Bertanggung Jawab

Bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, tidak hanya baik untuk bumi dan manusia, tetapi juga bermanfaat bagi kelangsungan bisnis. Oxfam dan para mitra melakukan diskusi pleno seputar masa depan bisnis ajang Asia Inclusive and Responsible Business Forum, 28 Februari-1 Maret 2023 di Bangkok, Thailand. Acara ini bertujuan untuk mempromosikan keadilan ekonomi, keadilan gender, dan ketahanan iklim dengan memfasilitasi interaksi antara komunitas sipil di Asia dan sektor swasta.

Pada hari pertama, diskusi pleno AIRB, hadir perwakilan perusahaan swasta dan entrepreneur dampingan OXFAM yang melakukan praktek bisnis berkelanjutan, mengedepankan aspek lingkungan, inklusifitas, dan berhasil berdaya secara ekonomi.

Contohnya, JaeBee Furniture, dari Nigeria. Joy Igbodike, CEO mereka, memberikan pelatihan menjadi pengrajin perabot gratis kepada 62 perempuan selama tiga bulan. Mereka datang dari berbagai latar belakang, namun sama-sama membutuhkan bantuan untuk memiliki keterampilan. “ Pendekatan kami adalah membantu sesama, karena kami percaya, dengan membantu orang lain, kami juga membantu diri kami sendiri.” ujar Joy Igbodike, CEO jadi JaeBee furniture. Dalam memproduksi perabot mereka, Joy menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, daur ulang maupun meningkatkan nilai, atau Upcycle, dari produk sebelumnya.

Hadir pula perwakilan AMRU Rice, produsen dan pengekspor beras organik dari Kamboja. Kunthy Kaan, CEO AMRU Rice percaya, bisnis pertanian bisa inklusif dan berkelanjutan. “Sektor pertanian bisa menjadi jembatan, dari jarak yang selama ini memisahkan antara petani dan pebisnis, menyusun jalan untuk kesejahteraan bagi semua” kata Kunthy.

Dari segi perusahaan swasta, Direktur Min Phu, Lam Thai Xuyen menegaskan, dari sisi perusahaan, mereka ingin meningkatkan kebijakan dan fokus membangun lingkungan dimana perempuan menjadi pemimpin. “ Dalam level komunitas, kami bermaksud menyediakan pelatihan dan merencanakan strategi seputar inisiatif ekonomi yang berpusat kepada perempuan. “ jelas Lam.

Dalam mewujudkan bisnis yang inklusif, berkelanjutan dan bertanggung jawab, diperlukan sinergi berbagai pihak. Regional Director of Sustainability Thai Union, Prad Kerdpairoj, menambahkan. “Bekerja bersama para mitra adalah dasar bagi perusahaan pengelola hasil laut dan pengekspor seperti kami, untuk membangun model bisnis yang inklusif dan berkelanjutan. Kami perlu berkolaborasi dengan siapapun, pemerintah,CSO, dan pelanggan.” tandas Prad.

Berkolaborasi dengan organisasi masyarakat sipil (CSO) dapat menjadi pendekatan yang ampuh untuk mengatasi masalah sosial dan lingkungan serta menciptakan bisnis yang etis. Bisnis yang telah bekerja sama secara efektif dengan CSO menawarkan pelajaran berharga dalam membangun kemitraan yang bermanfaat dan menampilkan strategi praktis untuk mempromosikan rantai pasokan inklusif, paritas gender, ekonomi sirkular, dan kelestarialingkungan.