ASPPUK dan Maybank Gelar Exhibition dan Fashion Show Hasil Tenun Perempuan Usaha Kecil di Kuala Lumpur

Kuala Lumpur 18-24 Maret 2019, ASPPUK (Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro) ikut serta memeriahkan acara Maybank golf championship 2019 dengan memperkenalkan tenun pewarna alami hasil karya tenun perempuan usaha kecil dampingan ASPPUK. ASPPUK dan Maybank telah bekerja sama sejak tahun 2016 untuk pengembangan kain tenun pewarna alami sebagai pelestari tradisi dan meningkatkan ekonomi penenun perempuan usaha kecil melalui tenun dalam programnya Maybank Women Eco Weavers (MWEW).

Gambar 1. Foto produk komunitas

Maybank Women Eco Weavers merupakan salah satu program sosial dari Yayasan Maybank Indonesia bekerjasama dengan ASPPUK (Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro) dalam memajukan Ekonomi Perempuan di grassroots, melalui pengembangan usaha Pelestari Tenun Tradisional Pewarna Alam. Program ini mulai berjalan sejak tahun 2016 di empat wilayah yang ada di Indonesia, yakni Lombok Tengah, Lombok Timur, kota Sawahlunto dan Kabupaten Tanah Datar (Sumatra barat) dengan total dampingan ASPPUK sebanyak 400 orang perempuan pelaku usaha tenun tradisional pewarna alami. Program MWEW ini selain berdampak pada meningkatnya taraf hidup para perempuan penenun utamanya di keempat wilayah program, juga memberi nilai tambah yang positif dibidang sosial, budaya maupun lingkungan.

Dibidang sosial program MWEW mampu menekan laju perpindahan penduduk khususnya perempuan untuk mencari pekerjaan diluar daerahnya maupun menjadi TKW di Negara lain. Program MWEW juga sangat mempengaruhi perubahan cara pandang dan wawasan

dari para perempuan penenun di daerah, kini para perempuan penenun semakin berwawasan luas dan terbuka dan mereka juga dapat belajar berkelompok dan berorganisasi melalui pelatihan pewarnaan, motif tenun, kreasi produk, mengelola keuangan, dan pelatihan pemasaran produk (pelatihan entrepreneurship).

Gambar 2. Penenun dengan alat tenun ATBM

Dibidang budaya, MWEW mempertahankan dan melestarikan budaya gotong royong dan kerjasama di lingkungan masyarakat sekitar daerah program MWEW berada, kegiatan MWEW juga menjadi Pelestari Tenun Tradisional sebagai salah satu warisan leluhur bangsa Indonesia. Disamping itu, dalam bidang lingkungan, para penenun MWEW dilatih konservasi tanaman pewarnaan alam, guna untuk penyedia bahan baku utama pewarna alam dan juga menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan.

Acara Maybank Golf Championship ini berlangsung setiap tahun sekali. Acara ini berlangsung selama seminggu hari dengan diselingi adanya pergelaran fashion show dan pameran produk inovasi turunan tenun, adapun pameran produk yang dampingan perempuan usaha kecil ASPPUK (d’PUK by ASPPUK) pamerkan adalah tas tenun, clutch tenun, layard card tenun, bookmark tenun, passport holder tenun, dompet tenun, dan topi tenun.

ASPPUK bekerja sama dengan desainer Jakarta yaitu Risza Novianty yang sudah dikenal dengan fashion show-nya di Indonesia Fashion Week (IFW) pada tahun 2017 dan 2018, tema fashion show yang diusungkan pada tahun ini adalah casual dan ready to wear, 10 busana rancangannya runway dalam event Maybank Golf Championship 2019.

Gambar 3. Busana kain tenun hasil karya penenun dan rancangan desainer Risza Novianty

Busana yang dibuat menggunakan kain tenun dari empat daerah program Maybank Women Eco Weavers yakni kain tenun Lombok Tengah, Lombok Timur, Kab. Tanah datar dan kota sawah luntoh. Berbagai motif kain tenun yang ditampilkan adalah motif sundawa, mata kolo , garis dari motif kain tenun Lombok Timur, motif tasik ular, berelok dari Lombok Tengah, motif saik galamai dari Sumatra Barat. Selain dilihat dari sisi ekonomi, dengan adanya fashion show dan pameran yang diselenggarakan oleh Maybank ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan para penenun akan hasil karya tanganya yang dapat dikreasikan oleh seorang desainer Risza Novianty dengan karya-karya yang menggunakan bahan ramah lingkungan. Ditangan Risza Novianty selembar kain tenun menjadi busana yang indah dan siap pakai yang dikombinasikan juga dengan bahan kain biasa daur ulang plastik 20%. Tenun tidak hanya berupa selembar kain saja namun dapat dijadikan produk yang lebih bermutu, berharga, dan syarat makna.